Wednesday 27 September 2017

Rudiantara: Kita Belum Merdeka dari Internet Lemot



Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (Foto: Istimewa)
SSDI- Menjelang tujuh belasan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengaku kerap ditanya apa makna kemerdekaan di era digital saat ini? Ia dengan lugas menjawab merdeka dari internet lemot.
“Saya sering ditanya makna kemerdekaan jelang 17 Agustus ini. Saya jawab, kita belum merdeka internet. Indonesia bukan cuma Jawa saja, daerah lain masih lemot,” ucapnya di gedung Kominfo, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Itu sebabnya, mumpung ia masih diberi amanah menjadi urusan teknologi informasi komunikasi, Rudiantara pun bertekad untuk terus mendorong konektivitas internet broadband ke seluruh penjuru negeri dengan harga terjangkau.
Layanan internet berkualitas dengan affordable price. Itu baru makna merdeka. Salah satunya dengan Palapa Ring, proyek PPP (public private partnership) dengan jaminan dari pemerintah.
“Palapa ring ini baru yang pertama, masih ada proyek lainnya. Tujuannya bagaimana kita menyediakan akses broadband dengan harga terjangkau,” jelas menteri yang akrab disapa Chief RA tersebut.
Rudiantara juga berharap, proyek Palapa Ring ini mampu mendukung perkembangan perekonomian digital di Indonesia.
“Pemerintah saat ini tengah membangun jaringan fiber optik hingga tahun 2019, sehingga nantinya seluruh kabupaten dan kota di Indonesia terkoneksi internet melalui Proyek Palapa Ring,” paparnya.
Menurut Rudiantara, proyek Palapa Ring membuat akses internet di Indonesia lebih merata dan tidak timpang sehingga akan mendukung perkembangan berbagai sektor ekonomi.
“Saat ini, Internet di Indonesia tidak merata dan timpang. Berdasarkan data Opensignal, di Jakarta, kecepatan unduh internet bisa mencapai 7 Mbps. Dengan akses internet yang lebih cepat akan dapat mendukung perekonomian digital termasuk mendukung sektor pariwisata menjadi lebih semarak,” paparnya.
Saat ini kecepatan internet di Jakarta tersebut berada pada peringkat dua di kawasan ASEAN. Posisi Indonesia masih di bawah Singapura namun mengungguli Bangkok (Thailand) dan Kuala Lumpur (Malaysia). Sementara, kata Rudiantara, di wilayah Timur misalnya Papua, kemampuan unduh internet hanya 300 Kbps.
“Sangat lemot,” kata menteri. Kondisi itu membut rata-rata kecepatan internet Indonesia hanya menduduki nomor 4, di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand, “Bahkan kini Vietnam semakin mendekat (ke posisi Indonesia),” sesalnya.
Menkominfo juga menekankan pentingnya akselerasi pertumbuhan dan pemerataan pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi agar dapat menjangkau dan meningkatkan akses informasi bagi masyarakat Indonesia.
“Dengan terlaksananya proyek Palapa Ring menunjukkan keseriusan pemerintah Untuk mendorong koneksi internet yang lebih baik dan cepat dapat dirasakan di seluruh wilayah Indonesia,” katanya.
Mulai Dibangun September
Rudiantara sendiri menargetkan pembangunan proyek serat optik Palapa Ring paket barat akan dimulai pada September 2016 mendatang. Pada 29 Februari 2016, pemerintah telah menandatangani perjanjian kerja sama untuk proyek Palapa Ring paket barat senilai Rp 1,28 triliun.
“Palapa Ring paket barat kan sudah loan signing (penandatanganan pinjaman). Jadi, diharapkan pada September sudah mulai dibangun,” katanya.
Untuk proyek Palapa Ring paket tengah, menurut Rudi, kementeriannya masih menunggu rencana financial closing senilai Rp 1,38 triliun itu dari konsorsium pemenang.
“Untuk yang tengah ini kan BUMN lead-nya, PT Len Telekomunikasi Indonesia,” ujarnya.
Sedangkan untuk proyek Palapa Ring paket timur yang nilainya lebih dari Rp 4 triliun itu, Rudiantara juga menargetkan penandatanganan kontrak akan digelar pada September besok. Rudiantara pun berujar, kementeriannya akan terus memonitor proyek Palapa Ring agar pembangunannya tetap sesuai target, yakni selesai pada 2019.
“Targetnya, sekitar 514 ibu kota/kabupaten dan kotamadya sudah terhubung broadband pada 2019,” katanya.
Proyek Palapa Ring merupakan salah satu program pemerintah untuk membangun ketersediaan infrastruktur layanan jaringan serat optik. Proyek ini dibagi menjadi tiga paket. Pertama, paket barat yang menjangkau wilayah Riau dan Kepulauan Riau sampai Pulau Natuna sepanjang 2.000 kilometer.
Kedua, paket tengah yang menjangkau wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara hingga Kepulauan Sangihe-Talaud sepanjang 2.700 kilometer. Dan ketiga, paket timur yang menjangkau Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua sampai pedalaman Papua sepanjang 6.300 kilometer.
Sumber: detik.com


EmoticonEmoticon