Friday 12 January 2018

Ciplukan Langka, Mulai Diperjual Belikan Karena Khasiatnya

Tags

SSDI - Dulu buah ciplukan hanya dikenal sebagai tanaman yang liar yang tak punya nilai jual. Namun saat ini, buah yang juga dikenal dengan sebutan cecendet dan kecepolkan ini seakan naik kasta hingga membuat harga jualnya melambung tinggi. Bagaimana tidak, untuk kemasan 100 gram saja, buah ini harus dibeli dengan harga mulai dari Rp30 ribu. Sedangkan untuk bibitnya dijual mulai Rp15 ribuan untuk isi 15 biji.

INDAHNYA BERBAGI

Buah ciplukan atau cecendet ata bahasa saya kelampokan hehehe... mengandung banyak zat bermanfaat, di antaranya karbohidrat, lipid, mineral, dan vitamin. Masyarakat biasa memanfaatkan daunnya secara tradisional untuk melawan radang kandung kemih, limpa dan hati. Mandi dengan air rebusan tanaman ciplukan baik untuk untuk meredakan peradangan pada kulit serta rematik.

Tanaman ciplukan sendiri sebenarnya merupakan buah asli Amerika yang tersebar luas di daerah tropis dunia. Buah yang kaya dengan manfaat ini kerap tumbuh di daerah dengan ketinggian antara 1-1550 mdpl. Sebelum sepopuler sekarang, buah ciplukan bisa didapatkan secara gratis di berbagai tempat, terutama di kebun warga atau di area persawahan. Namun saat ini keberadaan buah ciplukan semakin langka sehingga membuat harga jualnya semakin tinggi.

Salah satu khasiat buah ciplukan adalah diklaim dapat mengobati gangguan jantung. Cara memanfaatkannya cukup mudah, yakni dengan mengambil 40 helai daun ciplukan dan hancurkan dengan blender seperti jus, kemudian diminum tanpa bahan campuran lainnya. Selain diolah seperti jus, daun ciplukan juga bisa dimakan langsung.

Masyarakat di Lembah Amazon menggunakan jus ciplukan sebagai obat penenang, depuratif (pembersih darah), anti-rematik, dan meredakan sakit telinga. Tidak hanya bagian daun, pada bagian buah ciplukan juga bisa dikonsumsi untuk menurunkan demam atau panas terutama pada anak-anak. Dengan meminum air rebusan daun, buah dan akar secara rutin selama 3 minggu berturut-turut juga diyakini mampu menurunkan tekanan darah tinggi.

“Warga di sini (Sumedang) juga suka mengonsumsi ciplukan untuk penangkal flu dan batuk,” ujar Juwita, salah seorang pengusaha buah ciplukan, dilansir dari Tirto.id.

Menurut Mahalaksmi A.M. dan Ramesh Nivadani, berbagai studi dan penyelidikan menunjukkan bahwa ciplukan terutama terlibat dalam efek imunologis (sistem imunitas tubuh). Ia menjanjikan bagi gangguan-gangguan (penyakit) yang terkait dengan sistem kekebalan tubuh. Tentu tak semua penyakit yang disebutkan di atas termasuk ke dalam kategori ini.

Para peneliti juga sempat mengeringkan ciplukan dan mengekstraksinya dengan etanol 70 persen. Hasilnya, ekstrak ciplukan tersebut memberikan dampak positif dan mampu menginduksi apoptosis (kematian) pada sel kanker payudara. Lagi-lagi, temuan ini juga tentu perlu penyelidikan lanjutan untuk bisa dikembangkan menjadi salah satu terapi kanker yang diakui.

Menariknya, semua bagian dari buah ciplukan ternyata bisa dikonsumsi sebagai penawar racun. Namun perlu diingat, meskipun buah ciplukan ini memiliki khasiat yang luar biasa, akan tetapi tidak disarankan untuk mengonsumsinya bersamaan dengan kopi, karena konon malah dapat menyebabkan keracunan.


EmoticonEmoticon