Thursday 14 December 2017

Kemendikbud Revisi Buku SD yang Sebut Yerusalem Ibu Kota Israel

INDAHNYA BERBAGI
Mendikbud Muhadjir Effendy
SSDI, JAKARTA — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Rabu (13/12/2017) merevisi buku sekolah elektronik IPS SD kelas IV yang menuliskan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Revisi tersebut bakal dilakukan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud.

"Kami mengambil keputusan dalam rapat bahwa konten yang ada di laman Kemendikbud ditarik dahulu. Waktu pengoreksian sudah saya minta hari ini (Rabu). Dalam waktu dekat, Puskurbuk akan menerbitkan revisiya," ujar Mendikbud Muhadjir Effendy melalui siaran pers, Kamis (14/12/2017).

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini buku yang sudah direvisi sudah bisa diunggah di laman sehingga bisa dijadikan rujukan untuk sekolah dan penerbit," katanya.

Menteri Muhadjir menyampaikan permintaan maaf mendalam atas kesalahan materi yang ada pada buku tersebut.

Ia memastikan, setelah rampung direvisi, pihaknya akan menelusuri bagaimana kesalahan pada buku tersebut bisa terjadi.

"Kemendikbud menelusuri bagaimana dulu ceritanya kok bisa terjadi kesalahan yang agak fatal ini," ucap Muhadjir.

"Termasuk bagaimana prosesnya, kemudian siapa yang paling bertanggung jawab. Kami akan lihat kesalahannya di mana dan termasuk ada kesengajaan atau tidak," ujarnya.

Muhadjir sekaligus berkomitmen membenahi penerbitan buku sekolah elektronik, mulai dari tim penyunting hingga tim penilai agar lebih teliti lagi dalam membuat naskah.

Buku sekolah elektronik digunakan dalam rangka memberikan akses lebih luas kepada masyarakat untuk mendapatkan buku murah.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani menginginkan kontrol penyebaran buku untuk peserta didik diperketat pengawasannya, khususnya terkait proses penyusunan buku sebelum diedarkan.

Hal itu disampaikan Puan merespons beredarnya buku pelajaran kelas 6 Sekolah Dasar (SD) yang menyebutkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Ini adalah keteledoran yang harusnya tidak terjadi. Ke depan, proses penyusunan buku itu harus benar-benar dicek dan ricek," kata Puan, melalui keterangan tertulis, Rabu (13/12/2017).

Puan menyesalkan karena buku tersebut sudah beredar sejak lama dan baru diketahui sekarang.

Ia mendukung keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang menarik tautan tersebut dari situs Kemendikbud.

Menurut Puan, tersebarnya buku tersebut adalah bentuk pelanggaran dan harus dipertanggungjawabkan.

Puan berharap, khususnya Pusat Kurikulum dan Perbukuan agar sebelum diedarkan, konten buku diperiksa dengan ketat.

Ia mengatakan, banyak hal terkait kasus buku pelajaran yang harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang fatal.

Pasalnya, jika terjadi kesalahan dalam substansi akan berbahaya dalam memberikan ilmu pengetahuan.

Puan juga meminta peran aktif orangtua atau guru untuk ikut bersama-sama mengawasi kualitas buku-buku sekolah.

"Keinginan kami secepatnya buku tersebut ditarik dan dikoreksi segera pada edisi terbaru. Harus lebih diperhatikan, jangan sampai buku yang sudah beredar menimbulkan polemik," lanjut Puan.

Sebelumnya, buku pelajaran yang menyebutkan Yerusalem adalah ibu kota Israel ada pada buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, kelas 6 SD yang diterbitkan oleh Intan Pariwara dan Yudistira pada halaman 64.

Pada buku itu, jelas disebutkan bahwa negara Israel beribu kota Yerusalem.


EmoticonEmoticon